Semingguan ini lagi rame soal isu rasisme di Amerika. Karena nggak begitu paham isunya, saya memilih untuk nggak ikut-ikutan gerakannya di medsos. Tapi jadi mikir: nggak usah jauh-jauh ke AS, apakah kita di Indonesia pernah mengalami tindakan rasisme, baik pasif maupun aktif? Sebagai minoritas, saya sih sering mengalami, apalagi mata sipit begini. Sebagai WNI tinggal di Jakarta juga pernah dianggap lebih rendah dibandingkan orang asing, apalagi kalo ke bar. Saya akui saya pun kadang masih rasis terhadap suku bangsa tertentu, meski nggak diomongin secara verbal tapi ada pikiran judgemental.
Nobody is born a racist, because racism is taught. Tanggung jawab orang tua banget nih terhadap anak-anaknya. Nah, kalau nggak mau jadi rasis, kita harus mengedukasi diri. Berteman sebanyak-banyaknya dengan orang-orang dari latar belakang yang berbeda juga membantu. Tak kenal maka tak sayang, bukan?
Grafik penderita Covid-19 di Indonesia masih meningkat, tapi kita sudah membicarakan “new normal”. Kebosanan dan ekonomi dijadikan alasan untuk membuka kembali pembatasan sosial. Kenyataannya kita tidak akan kembali normal seperti sedia kala. Virus tidak akan musnah di muka bumi dan kita pun tidak bisa mensanitasi seluruh dunia. Yang bisa kita lakukan adalah menjaga kesehatan agar imunitas tubuh baik dan meminimalisasi tertularnya virus.
Maka sebelum kita berencana untuk ke mal atau ke manapun, lihatlah dulu foto ini (foto 2018), lalu tanyakan kepada diri sendiri: apakah yakin kita dan keluarga akan aman berada sekian lama di antara kerumunan orang di dalam ruangan tertutup seperti ini?
Jadi kapan kita kembali ke mal, nongkrong di kafe, ke salon, atau traveling? Meski nantinya semua sudah dibuka dan diterapkan protokol “new normal”, namun hanya kita sendiri yang bisa menjawab kapan.
Bagaimana menurutmu? Selama PSBB ini mau ke mana-mana jadi mahal karena ga ada ojol. Tapi begitu hari ini di Jakarta ojol dibuka lagi, kok gue malah was-was ya?
Protokol kesehatannya sih abang ojol harus pake masker, sarung tangan, dan selalu bersihkan motor pake disinfektan. Penumpangnya pun harus pake masker dan disarankan bawa helm sendiri. Baik ojol maupun penumpang kalau sakit tidak boleh keluar rumah.
Nah, masalahnya kita sendiri nggak yakin sama ojol dan penumpang sebelumnya, lha kita juga nggak yakin sama diri sendiri. Bawa helm sendiri pun bakal ribet. Partisi pemisah belum diproduksi.
Jadi, kita benar-benar harus mengandalkan imunitas tubuh sendiri nih.