Hello again Myanmar, seneng banget akhirnya bisa balik lagi kesini. Terakhir 2 tahun lalu dan emang gak ada perubahan sama sekali rasanya. Masih bingung kalau mau muter kemana disini, jadi diasikin aja keliling downtown di Yangon ini, karena banyak banget sudut-sudut menarik di area Downtown ini, salah satunya adalah crossing area di Sule Pagoda yg ada dibelakang gue ini. Bagan bukan di Indonesia ya tapi di Myanmar.
Buat kalian yg kebingungan mau explore Asean bagian mana lagi, Myanmar bisa dijadiin tujuan traveling. Dan waktu terbaik untuk mengunjungi negara ini ya bulan-bulan segini, November akhir sampe awal Maret, dimana cuaca cukup bersahabat dan kalian bisa melihat parade hot air balloon di Bagan juga
Walking through the streets of Yangon took me back to my time in Nepal and India. I loved the chaotic energy, the bright colors, the old colonial buildings, but not for food. Sehari-hari kalian bisa melihat masyarakat disini meleburkan tradisi mereka yg tetap dipertahankan ditengah arus modern yg perlahan mulai masuk ke Yangon. Kita masih bisa melihat orang hilir mudik menggunakan sarung sebagai pakaian sehari-hari mereka, ditambah kunyahan pinang yg kemudian mereka ludahkan (sembarangan). Dan pagi hari kita bisa melihat para monks setiap pagi dan sore berkeliling dari satu rumah ke rumah lainnya, melakukan ritual rutin tiap harinya.
Hari ini explore Bagan, sedikit berbeda dengan 2 tahun lalu yg cerah banget, hari ini dari pagi sampai siang Bagan diguyur hujan, tapi harus tetep semangat buat explore. Dengan ngerental e-bike, dan get lost aja bikin perjalanan di Bagan masih tetep fun. Gak sabar explore besok lagi, semoga cuaca mendukung biar bisa liat hot air balloon.
Banyak cara buat ngeeksplor Bagan, dan favorit gue adalah menggunakan e-bike, yg bisa dirental dari harga 5rb kyat sampai 10rb kyat. Atau bisa menyewa taksi/car lengkap dg drivernya, start from 50rb kyat/day. Abis itu get lost deh keliling Bagan.