Tenaga kesehatan merupakan salah satu kelompok yang berisiko tertular hepatitis. Mulai tahun 2022, pemerintah berniat menawarkan imunisasi hepatitis B kepada personel tersebut.
Infeksi hepatitis, khususnya hepatitis B, sekarang 10 kali lebih sering terjadi pada petugas kesehatan daripada populasi secara keseluruhan. Hepatitis B dan C dapat menyebabkan konsekuensi yang mengancam jiwa dan bahkan kematian.
Irsan Hasan, Ketua Asosiasi Peneliti Hati Indonesia, mengatakan pemerintah belum mengembangkan program khusus untuk melindungi tenaga kesehatan dari infeksi hepatitis. Kenyataannya, selama perawatan dan pemrosesan laboratorium, para profesional ini berisiko lebih besar tertular hepatitis dari pasien melalui darah dan cairan tubuh lainnya.
Di sela-sela jumpa pers virtual pada Hari Hepatitis Sedunia 2021 yang dilakukan pada Rabu, Irsan mengatakan, “Petugas kesehatan atau sosial dengan bahaya terpapar cairan tubuh yang terinfeksi harus bisa mendapatkan perlindungan melalui imunisasi hepatitis B.”
Dalam konteks ini, Siti Nadia Tarmizi, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan, menyatakan bahwa tenaga kesehatan akan mulai menerima imunisasi hepatitis B pada tahun 2022. “Karena beberapa persiapan untuk pelaksanaan peraturan ini masih diperlukan, dia menjelaskan.
Menurut penelitian kohort yang dilakukan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo di Jakarta dari tahun 2013 hingga 2017, insiden tenaga kesehatan tertusuk atau rusak adalah 13,3 insiden per 1.000 orang. Sebagian besar insiden ini terjadi saat menggunakan peralatan dan sebelum membuang instrumen.
Hepatitis B ditemukan lazim di Indonesia sebesar 7,1 persen, atau sekitar 18 juta orang, menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2013. Risiko kronisitas hadir pada 50% peserta. Hepatitis C lazim pada 2,5 juta orang.