7 Gerai Matahari Tutup, Virus Corona Kian Tidak Mereda

7 Gerai Matahari Tutup, Virus Corona Kian Tidak Mereda

Pada akhir tahun 2019 lalu, dunia digemparkan oleh penemuan virus baru yang terdapat di China yaitu Virus Corona atau COVID-19. Coronavirus adalah sejenis virus. Ada banyak jenis, dan beberapa menyebabkan penyakit. virus corona yang baru diidentifikasi, SARS-CoV-2, telah menyebabkan pandemi penyakit pernapasan di seluruh dunia, yang disebut COVID-19. COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh virus corona baru yang muncul di China pada Desember 2019.

Gejala COVID-19 termasuk batuk, demam atau menggigil, sesak napas atau kesulitan bernapas, nyeri otot atau tubuh, sakit tenggorokan, kehilangan rasa atau bau baru, diare, sakit kepala, kelelahan baru, mual atau muntah dan hidung tersumbat atau meler. . COVID-19 bisa menjadi parah, dan beberapa kasus telah mengakibatkan kematian. Virus corona baru ini bisa menyebar dari orang ke orang melalui udara. Belum ada vaksin virus corona, pencegahan virus ini dapat dilakukan dengan mencuci tangan sesering mungkin, batuk ke lekukan siku.

Raksasa Tekstil Matahari Menerima Dampak Sangat Besar

Ada beberapa perusahaan yang bergerak di bidang makanan mengalami peningkatan produksi, namun perusahaan-perusahaan yang bergerak seperti bidang jasa trasnportasi, tekstil, dan masih banyak lagi mengalami penurunan produksi yang mengakibatkan perusahaan mereka bangkrut. Matahari merupakan perusahaan tekstil yang sudah memiliki nama yang besar di Indonesia. Selama pandemic corona ini berlangsung, Matahari sangat terpukul karena masyarakat tidak memerlukan pakaian baru selama mereka diberlakukan untuk berdiam di rumah saja. Selama berbulan bulan Matahari harus membayar gaji para karyawan, sewa toko, dan sebagainya namun pemasukan yang diterima oleh mereka sangatlah jauh dari pengeluaran yang mereka keluarkan.

Selain Berdampak Pada Kesehatan, Perekonomian Juga Kena Imbasnya

Selain mengakibatkan kematian virus ini memiliki dampak lain terhadap kehidupan manusia salah satunya dalam lingkungan perekonomian. Selama Virus Corona memasuki Indonesia, kegiatan perekonomian Indonesia terjun bebas. Banyak perusahaan perusahaan besar gulung tikar akibat kondisi yang diberlakukan oleh pemerintah. Saat status lockdown diberikan oleh pemerintah Indonesia, dimana mematikan seluruh kegiatan diluar rumah, banyak pedagang maupun perusahaan tidak mendapatkan pemasukan selama berbulan bulan. Sektor – sektor yang menerima dampak terbesar antara lain :

  • UMKM

    Eksportir kehilangan pendapatan sebesar 95,4% menurut data PSBB pada April 2020. Ini dikarenakan anjuran pemerintah mengenai physical distancing dimana setiap orang harus menjaga jarak antara satu sama lain dan dianjurkan untuk tetap dirumah saja dan melakukan aktivitas dari dalam rumah.

  • Pariwisata

    Kerugian mencapai 8,7 triliun rupiah hingga akhir tahun 2020. Dengan adanya anjuran dari pemerintah tentang physical distancing, tentunya kita tidak bisa jalan-jalan keluar negeri maupun kota. Ini menyebabkan banyak agen travel terkena dampak dari virus corona ini. Selain turis lokal, turis mancanegara yang ini berlibur ke Indonesia juga tidak bisa masuk karena aturan dari pemerintah.

  • Manufaktur

    Rata – rata pendapatan hingga Agustus 2020 turun sebesar 50,8%. Menjelang hari raya idul fitri, normal nya beberapa perusahaan meningkatkan kinerja perusahaan mereka dan memaksimalkan produksi mereka. Namun karena virus corona, beberapa perusahaan tidak dapat melakukan itu sehingga menurunkan produksi mereka jauh dari target dan memberhentikan karyawan mereka untuk mengurangi biaya pengeluaran.